Seorang pendukung kritikus Kremlin Alexei Navalny memfilmkan dirinya “mengosongkan” hard drive-nya dengan pesawat tak berawak ketika polisi mengunci gedung apartemen bertingkat tinggi selama penggerebekan massal di seluruh negeri.
Navalny dan sekutunya mengatakan polisi telah melakukan lebih dari 200 penggeledahan di 41 kota besar dan kecil, termasuk kota terbesar ketiga di Rusia, Novosibirsk, sebagai bagian dari penyelidikan pencucian uang. Kerabatnya mengatakan para aktivis dibawa untuk diinterogasi dan perangkat keras teknis disita.
Sergei Boyko, koordinator Navalny di Novosibirsk yang termasuk di antara subjek penggerebekan, mencoba menyimpan hard drive-nya dengan memuatnya ke drone dan meluncurkan drone dari balkonnya.
“Semua informasi digital penting ada di sana,” Boyko dikatakan dalam video itu juga menunjukkan pihak berwenang yang masuk ke rumah dan kantornya.
“Evakuasi selesai: Drone sudah sampai di tujuan, ditangkap orang… dan tidak ada yang bisa mengambil (aset digital saya),” ujarnya.
Pengamat online mengkritik tindakan Boykov sebagai tindakan yang “memberatkan”.
Polisi menggeledah apartemennya untuk kedua kalinya pada hari Jumat. Boyko memberi tahu media lokal “mereka pasti kecewa dengan video drone tersebut.”
Pihak berwenang juga menggeledah apartemen adik laki-laki Boyko, dia, Jumat dini hari dikatakan dalam postingan media sosial.
“Drone kemarin tidak terbang ke sana, tapi itu tidak menghentikan aparat keamanan untuk menggergaji pintu rumahnya dan memulai penggeledahan tanpa pengacara dan dengan saksi palsu,” tulis Boyko.
Boyko dulu dikalahkan oleh Partai Komunis yang petahana dalam pemilihan walikota pada hari Minggu di Novosibirsk, satu dari puluhan kota dan wilayah yang mengadakan pemilihan lokal pada hari itu.
Serangan massal ini terjadi empat hari setelah partai berkuasa, yang mendukung Presiden Vladimir Putin, kehilangan sepertiga kursinya di dewan kota Moskow dan dengan mudah mempertahankan dominasinya secara nasional.
Navalny, yang sekutunya dilarang mencalonkan diri sebagai Duma Negara Moskow, mendesak masyarakat untuk memilih secara taktis guna mencoba mengurangi peluang kandidat yang didukung Kremlin.
Reuters menyumbangkan laporan untuk artikel ini.