Turki mungkin mengirim pasukan ke Libya jika pemerintahnya yang didukung PBB meminta bantuan, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Selasa, mengacu pada kontraktor militer Rusia yang saat ini berada di negara yang dilanda perang tersebut.
Pemerintah Libya yang diakui secara internasional mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya berencana untuk mengonfrontasi Rusia mengenai tentara bayaran swasta dengan daftar hingga 800 pejuang Rusia yang mendukung saingannya yang kuat. Libya dan sekutu utamanya Turki bulan lalu bertanda tangan di bawah ini perjanjian kerja sama keamanan dan militer yang diperluas, serta perjanjian pengeboran gas alam di Mediterania timur.
“Ngomong-ngomong soal pengiriman pasukan, Anda tahu ada perusahaan keamanan dari Rusia bernama Wagner” di Libya, Erdogan dikatakan Selasa.
Wagner adalah perusahaan militer swasta yang memiliki hubungan dengan Presiden Vladimir Putin melalui raja bisnis Yevgeny Prigozhin. Rusia punya mengirim lebih dari 1.000 tentara bayaran ke Libya secara keseluruhan dalam tiga bulan terakhir, menurut The New York Times.
“Jika Libya meminta hal yang sama dari kami, terutama sejak kami menandatangani perjanjian keamanan militer ini, kami dapat mengirimkan personel sebanyak yang kami bisa,” Erdogan dikatakan.
Pemerintah Libya yang didukung PBB “menyambut baik semua dukungan internasional,” The New York Times mengutip penasihat urusan AS, Mohamed Ali Abdullah, yang mengatakan melalui pesan teks.
Erdoğan mengatakan pengerahan pasukan Turki di Libya tidak akan melanggar embargo senjata PBB terhadap Libya.
“Jika ada seruan seperti itu, Turki memutuskan inisiatif apa yang akan diambil di sini. Kami tidak akan meminta izin siapa pun mengenai hal ini,” katanya..
Erdogan dan Presiden Vladimir Putin membahas Libya melalui panggilan telepon pada hari Rabu, kantor berita pemerintah RIA Novosti melaporkan dikutip Kremlin seperti yang dikatakan. Rincian percakapan itu akan diketahui, kata Kremlin, tanpa menyebutkan waktunya.
Putin dan Erdogan diperkirakan akan bertemu pada 8 Januari.
Pasukan yang setia kepada komandan timur Libya Khalifa Haftar melancarkan serangan musim semi ini untuk merebut Tripoli. Bantuan yang dilaporkan tentara bayaran Rusia memungkinkan pasukan Haftar memecahkan kebuntuan dan merebut lingkungan penting selama akhir pekan, The New York Times melaporkan.
“Mengenai masalah Haftar, saya tidak ingin hal itu melahirkan Suriah baru dalam hubungannya dengan Rusia,” kata Erdogan mengutip Bloomberg, Senin. Saya yakin Rusia juga akan meninjau kembali sikapnya terhadap Haftar.
“Dia adalah orang yang dilarang, dan dengan cara yang sama, dukungan apa pun yang diberikan kepadanya dianggap ilegal,” katanya dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Turki.
Reuters menyumbangkan laporan untuk artikel ini.