Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Kamis bahwa komentarnya bahwa NATO sedang mengalami “kematian otak” adalah peringatan yang berguna bagi anggota aliansi, dan dia tidak akan meminta maaf jika mengatakannya.
Pernyataan Macron yang blak-blakan menjelang pertemuan puncak pada 4 Desember di Inggris mendapat tanggapan keras dari negara-negara Eropa yang percaya bahwa Eropa masih harus sangat bergantung pada aliansi militer trans-Atlantik untuk pertahanannya.
Namun pemimpin Perancis, yang berbicara bersama Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, tidak meminta maaf atas komentar tersebut, yang menurutnya diperlukan setelah sekutu menjadi terlalu fokus pada masalah anggaran dibandingkan mengembangkan geopolitik.
“Pertanyaan yang saya ajukan adalah pertanyaan terbuka yang belum kami selesaikan,” kata Macron pada konferensi pers bersama dengan sekretaris jenderal NATO.
“Perdamaian di Eropa, situasi pasca-INF (Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah), hubungan dengan Rusia, Masalah Turki, Siapa Musuhnya? Jadi saya katakan: selama pertanyaan-pertanyaan ini belum terselesaikan, jangan bernegosiasi mengenai pembagian biaya dan beban, atau ini atau yang lainnya.”
“Jadi mungkin kita memerlukan peringatan. Saya senang hal ini terlaksana, dan saya senang semua orang sekarang berpikir kita harus memikirkan tujuan strategis kita,” kata Macron. “Jadi saya sama sekali tidak meminta maaf karena telah menjernihkan ambiguitas.”
Musuh baru
Stoltenberg menjawab bahwa lembaga multilateral yang kuat seperti NATO sangat penting di masa yang tidak menentu ini.
“Bukan rahasia lagi bahwa pasti ada perbedaan pendapat di antara sekutu,” ujarnya. “Tetapi kekuatan NATO adalah kita pernah menghadapi perbedaan-perbedaan yang sama sebelumnya, dan setiap kali kita mampu mengatasinya.”
Macron, yang membuka diri untuk Rusia dalam beberapa bulan terakhir sekutu-sekutu yang prihatin di Eropa Timur mengatakan, pertanyaan kunci bagi NATO saat ini adalah menentukan siapa musuh bersama mereka, mengingat Uni Soviet telah lama jatuh.
“Siapa musuh kita bersama?” Macron bertanya. “Pertanyaan ini perlu diklarifikasi.”
“Apakah musuh kita hari ini, seperti yang terkadang saya dengar, Rusia? Apakah itu Cina? Apakah tujuan aliansi Atlantik menjadikan mereka sebagai musuh? Saya kira tidak,” kata Macron.
“Musuh kita bersama dalam aliansi ini tampaknya adalah terorisme yang telah melanda seluruh negara kita.”
Dalam pernyataan terselubungnya kepada negara-negara Eropa yang dikritik karena tidak mengeluarkan anggaran yang cukup untuk keamanan, Macron menambahkan: “Hanya menyatakan komitmen seseorang terhadap keamanan kolektif tidaklah cukup. Hal ini harus ditunjukkan. Aliansi yang sejati berarti tindakan, keputusan, bukan kata-kata.”