Lebih dari 120 pendeta mendesak Rusia untuk menghentikan penganiayaan terhadap pengunjuk rasa Moskow

Sejumlah pendeta Rusia telah bergabung dengan seruan kepada pihak berwenang untuk menghentikan penuntutan pidana terhadap pengunjuk rasa dan orang-orang yang berada di sekitar lokasi menyusul protes pemilu massal musim panas ini di Moskow.

Sekitar selusin pria, beberapa di antaranya berusia 21 tahun, ditahan atas berbagai tuduhan menyusul gerakan protes terbesar yang berkelanjutan di Rusia sejak 2011-2013. Setidaknya tujuh orang di antaranya divonis hukuman penjara hingga lima tahun pengakuan dari aktor pemula menyebabkan reaksi publik yang meluas minggu ini.

“Kami terkejut dengan hukuman tersebut dibandingkan dengan hukuman lain yang jauh lebih ringan yang dijatuhkan pengadilan Rusia terhadap mereka yang dituduh melakukan kejahatan yang lebih serius,” mengatakan surat terbuka yang ditandatangani oleh 123 imam sejauh ini dan diterbitkan setelah tengah malam pada hari Rabu di situs web Ortodoksi dan Dunia.

Hukuman penjara “lebih terlihat seperti intimidasi terhadap warga Rusia dibandingkan keputusan adil terhadap terdakwa,” kata surat itu.

“Pengadilan tidak boleh bersifat menindas, pengadilan tidak boleh digunakan sebagai sarana untuk menekan lawan, dan kekerasan tidak boleh digunakan dengan kebrutalan yang tidak dapat dibenarkan,” kata para imam yang berbasis di Rusia, Eropa, dan Hong Kong.

Vakhtang Kipshidze, juru bicara Gereja Ortodoks Rusia, pada hari Rabu memulangkan surat itu sebagai “tidak berarti”.

“Mereka harus tahu bahwa pernyataan politik hanya dapat digunakan untuk melawan pihak berwenang dan tidak mengubah dunia berdasarkan kebenaran Kristus. Namun misi gereja bukanlah untuk melawan pihak berwenang,” kata Kipshidze kepada wartawan melalui kantor berita TASS yang dikelola pemerintah.

Sekelompok lebih dari 760 guru juga memilikinya tertulis sebuah surat terbuka yang mendesak pemerintah untuk membatalkan kasus protes Moskow.

Sebuah kelompok kerja yang dibentuk oleh kritikus Kremlin di pengasingan dan mantan taipan minyak Mikhail Khodorkovsky menerbitkan surat terbuka pada hari Selasa yang menyerukan diakhirinya “penindasan politik dan pelanggaran hukum” yang dilakukan oleh 77 tokoh masyarakat di seluruh dunia.

Puluhan ribu orang turun ke jalan hampir setiap akhir pekan musim panas ini untuk menuntut pemilu yang bebas setelah beberapa kandidat yang berhaluan oposisi dilarang tampil pada pemilu legislatif kota Moskow pada 8 September.

Polisi sempat menahan lebih dari 2.000 orang, memenjarakan sebentar hampir seluruh rombongan pengkritik Kremlin Alexei Navalny, dan menggunakan kekerasan untuk membubarkan apa yang mereka katakan sebagai demonstrasi ilegal selama berminggu-minggu demonstrasi.

link demo slot

By gacor88