Suara ledakan mengguncang perbatasan saat 1.000 pasukan dan lebih dari 340 kendaraan militer, tank, dan pesawat terlibat dalam pelatihan militer.
Tidak ada Paskah yang tenang di daerah perbatasan antara Rusia dan Norwegia. Sementara penduduk lokal di sisi Norwegia bersantai di gubuk mereka pada Senin Paskah, unit militer terdekat yang berbasis di Lembah Pechenga Rusia sama sekali tidak aktif.
Menurut Armada Utara, sekitar 1.000 tentara dan lebih dari 340 peralatan terlibat dalam pertempuran melawan musuh simulasi. Itu melibatkan tank T-72B3, unit artileri bergerak, kendaraan lapis baja amfibi, pesawat terbang dan helikopter.
Latihan yang dipimpin oleh Kolonel Sergey Pelipeya termasuk menembak dengan beberapa peluncur roket BM-21 Grad dan senjata self-propelled 2S3 Akatsiya, serta senjata anti-tank Fagot yang dipandu. Di udara ada pesawat tempur supersonik Su-24, dan rudal ditembakkan dengan senjata anti-pesawat gerak sendiri 2K22 Tunguska. Juga diterapkan adalah rudal permukaan-ke-udara portabel Igla dan 9K32 Strela.
Kompleks untuk peperangan radio-elektronik juga digunakan, dan latihan itu merentangkan pikiran siang dan malam.
Menurut militer Rusia, perhatian khusus diberikan pada pemusnahan drone musuh.
Di sela-sela, Nikolay Yevmenov, panglima tertinggi Armada Utara, menyaksikan. Dengan hormat dia mengikuti tindakan percaya diri dari unit-unit bermotor, layanan pers Armada Utara menginformasikan.
Ini bukan pertama kalinya unit militer yang kuat dikerahkan di wilayah Pechenga mengadakan latihan skala besar sepanjang tahun ini. Latihan serupa diadakan pada tahun 2018.
Penembakan di negara perbatasan tersebut terjadi dengan latar belakang tumbuhnya ketidakpercayaan antara kedua negara tetangga tersebut.
Sementara dia St. Di St. Petersburg awal bulan ini, Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg menjelaskan kepada wartawan bahwa dia menyesal bahwa otoritas Rusia tidak selalu memberi tahu orang Norwegia terdekat tentang latihan militer.
Tidak jelas apakah tim Norwegia telah diperingatkan tentang latihan minggu ini.
Sebagai kepala pertahanan Norwegia, Haakon Bruun-Hanssen pada Selasa pekan ini mempresentasikan laporan tahunannya Dia kepada NTB bahwa pihak Rusia telah mengurangi jam peringatannya sebelum latihan dan ini akan menjadi “kenormalan baru”.
Dia juga berpendapat bahwa situasi keamanan telah memburuk selama 2018.
“Rusia berlatih dan berlatih lebih banyak dengan kemampuan militer mereka, juga lebih dekat dengan kita daripada sebelumnya, dan mereka menunjukkan ketidaknyamanan mereka melalui penggunaan kekuatan militer dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” kata Bruun-Hanssen. kata NTB.
Artikel ini pertama kali muncul di Pengamat Barents.