Belarus meluncurkan pembangkit listrik tenaga nuklir kontroversial buatan Rusia pada hari Selasa meskipun ada kekhawatiran keamanan dari negara tetangga Baltik tiga dekade setelah bencana nuklir Chernobyl.
Peluncuran ini dilakukan ketika Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menghadapi protes bersejarah terhadap klaim kemenangannya dalam pemilihan presiden bulan Agustus yang menurut para pemimpin Barat dan para pengkritiknya curang.
Sebelum pemungutan suara, Lukashenko memuji tanaman tersebut — bertugas mengurangi ketergantungan negara pada impor energi — sebagai “terobosan di masa depan”.
“Turbogenerator reaktor pertama pembangkit listrik tenaga nuklir Belarusia terhubung ke sistem kelistrikan terpadu negara tersebut,” kata kementerian energi Belarusia.
Pembangkit listrik tersebut terpecah karena masalah keamanan dan karena lokasinya sekitar 20 kilometer (12 mil) dari perbatasan dengan Lithuania, anggota UE dan NATO.
Menteri Luar Negeri Lituania Linas Linkevicius mengkritik peluncuran tersebut, dengan mengatakan bahwa peluncuran tersebut tetap dilakukan meskipun ada masalah keamanan yang belum terselesaikan dan menggambarkan proyek energi tersebut sebagai “geopolitik”.
UE dan komunitas internasional “tidak bisa tetap acuh tak acuh terhadap ketidaktahuan sinis seperti itu,” tulis Linkevicius di Twitter.
Lithuania mengatakan pihaknya segera menghentikan impor listrik dari Belarus dan negara tetangganya, Latvia, mengatakan pihaknya juga memblokir impor energi yang dihasilkan di pembangkit listrik tersebut.
Pemerintah di Vilnius juga menawarkan tablet yodium gratis kepada sekitar setengah juta orang yang tinggal di dekat perbatasan Belarusia untuk membantu melindungi mereka dari radiasi jika terjadi kecelakaan.
Sekitar 130.000 orang telah menerima yodium di apotek di ibu kota dalam beberapa pekan terakhir, Mindaugas Samkus, juru bicara Center of Registers, sebuah lembaga pemerintah, mengatakan kepada AFP pada hari Selasa.
Kementerian Energi Belarusia mengatakan pada bulan Agustus bahwa dua reaktor pembangkit listrik tersebut pada akhirnya akan memasok sepertiga kebutuhan energi negara tersebut.
Stasiun ini dibangun oleh badan nuklir negara Rusia, Rosatom, dengan biaya sekitar $11 miliar (9,3 miliar euro) dan sebagian besar dibiayai oleh pinjaman Rusia.
Rosatom sebelumnya mengabaikan kekhawatiran tentang keselamatan dan mengatakan pabrik tersebut sepenuhnya mematuhi norma dan rekomendasi internasional.
Pada tahun 1986, kecelakaan di pembangkit listrik Chernobyl yang terletak di wilayah Soviet Ukraina mencemari sekitar seperempat wilayah Belarus.
Peluncuran pembangkit listrik tersebut terjadi di tengah protes bersejarah terhadap Lukashenko, yang lawannya menuntut agar Lukashenko menyerahkan kekuasaan kepada pemimpin oposisi Svetlana Tikhanovskaya yang diasingkan di Vilnius.